Rabu, 13 Januari 2010

Pernahkan Anda Sendirian Dengan Allah? (2)


RENUNGAN hari ini, sebagai lanjutan dari yang kemarin, mengatakan, ketika Allah menemukan kita sendirian melalui berbagai penderitaan ….. ketika Dia benar-benar membawa kita pada keberadaan diri kita sendiri, dan kita benar-benar kehilangan kata-kata, bahkan tidak sanggup mengajukan sebuah pertanyaan apa pun, maka pada saat itulah Dia mulai mengajar kita! Lebih lanjut .........



Ketika Ia sendirian ….. kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu” (Markus 4:10).
Kesunyian-Nya Bersama Kita. Ketika Allah menemukan kita sendirian melalui penderitaan, hati terluka, pencobaan, kekecewaan, penyakit, atau keinginan yang tidak terwujud, persahabatan yang retak - ketika Dia benar-benar membawa kita pada keberadaan diri kita sendiri, dan kita benar-benar kehilangan kata-kata, bahkan tidak sanggup mengajukan sebuah pertanyaan apa pun, maka pada saat itulah Dia mulai mengajar kita.
Perhatikanlah cara Yesus Kristus mengajar kedua belas murid-Nya. Para murid itu menjadi bingung. Para murid-Nya terus-menerus mengajukan pertanyaan, dan Dia terus-menerus menjelaskan kepada mereka, tetapi mereka tidak memahaminya sampai mereka menerima Roh Kudus (lihat Yohanes 14:26).
Selama Anda berjalan dengan Tuhan, satu-satunya hal Dia ingin menjadi jelas bagi kita adalah cara Dia bekerja dengan jiwa Anda. Duka dan kesulitan dalam hidup orang lain sering membuat kita sunguh-sungguh bingung -  bertanya mengapa. Atau kita menyangka bahwa kita mengerti pergumulan orang lain sampai kita sendiri menemukan siapa kita ketika Allah menyingkapkan kekurangan-kekurangan serupa di dalam hidup kita.
Ada begitu banyak bentuk-bentuk kekerasan hati dan ketidak-tahuan serta ketidak-acuhan yang harus disingkapkan Roh Kudus dalam diri kita, tetapi itu hanya dapat dilakukan bila Yesus menemukan kita  menyendiri.
Apakah kita sedang menyendiri bersama Dia sekarang? Atau kita lebih mementingkan gagasan, persahabatan dan keperdulian dengan tubuh kita sendiri?
Yesus tidak dapat mengajarkan apa pun kepada kita sebelum kita menghentikan semua pertanyaan intelektual kita lalu menyendiri, sendirian bersama Dia. (My Utmost for His Highest 13 Januari 2010)

Tidak ada komentar: