Minggu, 03 Januari 2010

Awan dan Kegelapan


KALAU membaca Firman Tuhan (Alkitab) dirasakan hanya sebagai deretan kata-kata atau perkataan yang datar atau biasa-biasa saja, maka ada suatu sebab mendasar yang harus ditemukan. Dan kalau menemukan bahwa ternyata banyak Firman Tuhan yang terlalu gelap buat saya .......? Hal inilah yang ingin dijawab Chambers dalam renungan My Utmost for His Highest hari ini dibawah judul dibawah ini.

Awan dan kegelapan mengelilingi Dia...” (Mazmur 97: 2 NKJV). 

Seseorang yang belum lahir baru akan mengatakan kepada Anda bahwa ajaran-ajaran Yesus itu sederhana. Akan tetapi, bila dia dibaptis oleh Roh Kudus, dia menemukan  bahwa “awan dan kegelapan mengelilingi Dia”.  Ketika kita mengenal secara dekat ajaran Yesus Kristus, kita akan mulai menyadari hal itu.
Satu-satunya cara untuk memahami sepenuhnya akan ajaran Yesus adalah melalui terang Roh Allah yang bersinar dalam diri kita. Jika kita tidak pernah memiliki pengalaman menanggalkan kasut keberagamaan dari kaki keberagamaan yang sambil lalu – dengan membuang semua ketidak-sungguhan dalam menghampiri Allah - maka diragukan apakah kita sesungguhnya sudah pernah berdiri di hadirat-Nya.
Orang-orang yang sembrono atau asalan dan tidak hormat dalam menghampiri Allah adalah mereka yang tidak pernah diperkenalkan kepada Yesus Kristus. Hanya setelah sukacita dan kemerdekaan yang tumbuh dari kesadaran akan hal yang dilakukan Yesus, maka muncullah ”kegelapan” kesadaraan yang tak dapat dipahami akan siapa Dia sesungguhnya. Yesus berkata, ”Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup” (Yohanes 6:63). Artinya, kalau sebelumnya, Alkitab hanya merupakan sekedar deretan kata-kata dan perkataan bagi kita, seperti “awan dan kegelapan”, namun kemudian, secara tiba-tiba, perkataan-perkataan itu menjadi roh dan hidup, karena kita rasakan Yesus mengucapkan atau berkata-kata kembali kepada kita dengan kata-kata yang baru. Itulah    cara Allah berbicara kepada kita; bukan dengan penglihatan dan mimpi, melainkan dengan kata-kata.
Ketika seseorang mendekat kepada Allah, hal itu terjadi dengan cara yang paling sederhana - melalui perkataan. (My Utmost for His Highest 3 Januari 2010).

Tidak ada komentar: