Minggu, 17 Januari 2010

Panggilan Kehidupan Yang Hakiki

BAGAIMANAKAH mengetahui panggilan Allah? Dan bagaimana saya dapat mengerti dan menyadarinya serta mewujudkannya dalam pelayanan. Pertanyaan yang tidak mudah! Jawabannya, terletak pada hubungan yang benar dengan Allah, seperti diuraikan dalam renungan hari ini berjudul Panggilan Kehidupan Yang Hakiki.



“... waktu Ia (Allah) ... berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku” (Galatia 1:15-16).

PANGGILAN ALLAH Allah bukanlah suatu panggilan untuk melayani Dia dengan cara khusus. Hubungan saya dengan sifat hakiki (nature) Allah akan membentuk pengertian saya mengenai panggilan-Nya dan akan membantu saya menyadari hal-hal yang benar-benar ingin saya lakukan bagi-Nya. Panggilan Allah adalah ekspresi dari sifat-Nya, dan pelayanan yang dihasilkan (dalam hidup saya) merupakan sesuatu yang menyatu dengan saya dan merupakan ekpresi dari sifat saya.

Inilah panggilan dari kehidupan yang hakiki, yang disebutkan oleh rasul Paulus “ ...waktu Ia (Allah) ..... berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi...”. ”Memberitakan Dia” artinya secara murni dan sungguh-sungguh mengeskpresikan Dia.

Pelayanan adalah limpahan dari kehidupan yang penuh dengan kasih dan pengabdian. Tegasnya, pelayanan adalah buah, bukan panggilan pelayanan demi pelayanan. Pelayanan adalah hal yang dihasilkan dari hubungan dengan Allah dan merupakan refleksi dari kesatuan atau identifikasi saya dengan sifat hakiki Allah. Pelayanan menjadi bagian yang menyatu dengan hidup saya. Allah membawa saya ke dalam hubungan yang benar dengan diri-Nya sehingga saya dapat memahami panggilan-Nya, dan kemudian saya melayani Dia berlandaskan kasih yang mutlak. Pelayanan kepada Allah adalah merupakan pemberian-kasih yang sungguh dari hakikat telah mendengar panggilan Allah. Pelayanan adalah ekspresi dari hakikat saya, dan panggilan Allah adalah ekspresi dari kahikat-Nya.

Oleh karena itu, ketika saya menerima sifat-Nya dan mendengar panggilan-Nya, suara ilahi-Nya bergaung di seluruh hakikat-Nya dan saya, dan keduanya menjadi satu dalam pelayanan. Anak Allah menyatakan diri-Nya di dalam saya, dan dari pengabdian kepada-Nya, pelayanan menjadi jalan hidup saya setiap hari. (My Utmost for His Highest 17 Januari 2010).

Tidak ada komentar: