“Tomas menjawab Dia, "Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yohanes 20:28).
“Kata Yesus kepadanya, ‘Berilah Aku minum” (Yohanes 4:7). Betapa banyak di antara kita yang mengharapkan Yesus Kristus memuaskan dahaga kita. Padahal kitalah seharusnya memuaskan dahaga-Nya! Kita seharusnya mencurahkan hidup kita, menyerahkan seluruh hidup kita, dan bukannya memanfaatkan Dia untuk memuaskan kita. “Kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku...” (Kisah Para Rasul 1:8). Itu berarti hidup dalam pengabdian yang murni, tanpa kompromi dan tanpa dibatasi apapun bagi Tuhan Yesus. Kehidupan semacam itu akan memuaskan Dia kemana pun Dia mungkin mengutus kita.
Waspadalah terhadap apa pun yang menyaingi kesetiaan Anda kepada Yesus Kristus. Saingan terbesar dari pengabdian sejati kepada Yesus Kristus adalah pelayanan yang kita lakukan untuk Dia. Lebih mudah melayani ketimbang mencurahkan segenap hidup kita bagi-Nya.
Tujuan panggilan Allah adalah memuaskan Dia, bukan sekadar bahwa kita berbuat sesuatu bagi-Nya. Kita tidak diutus untuk bertempur bagi Allah, tetapi untuk dipakai oleh Allah di dalam pertempuran-Nya.
Apakah kita lebih mengabdi pada pelayanan ketimbang mengabdi kepada Yesus Kristus sendiri? (My Utmost for His Highest 18 Januari 2010)
&&&
"[Sang penghotbah) seharusnya berdoa bagi dirinya dan bagi orang-orang yang dilayaninya, sebelum ia mencoba berbicara. Dan ketika waktunya sudah tiba bahwa ia harus berbicara, sebelum dia membuka mulutnya, ia harus mengangkat jiwa yanh haus kepada Tuhan, untuk meminum apa yang ia akan sampaikan, dan ia diri harus terlebih dahulu dipenuhi apa yang ia akan bagikan" - Augustinus, On Christian Learning
Tidak ada komentar:
Posting Komentar