Senin, 11 Januari 2010

Mata Yang Terbuka


Dalam renungan hari ini ditegaskan oleh Chambers bahwa pertobatan bukanlah kelahiran baru.  Pertobatan lebih merupakan usaha manusia yang disadarkan. Sebaliknya kelahiran baru bukan karena keputusan orang bersangkutan. Ketika seseorang dilahirkan kembali, dia menerima sesuatu sebagai karunia dari Allah Yang Mahakuasa didalam Yesus Kristus. Keselamatan berarti kita dibawa pada suatu tempat yang menyanggupkan kita menerima sesuatu dari Allah didalam Yesus Kristus, yaitu pengampunan dosa. Ini diikuti oleh karya anugerah Allah yang kedua. Apakah itu? Kita lihat lebih lanjut dibawah ini.


Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka... supaya mereka... memperoleh pengampunan dosa... “ (Kisah Para Rasul 26.17-18).

Ayat ini merupakan contoh terbesar dari esensi amanat seorang murid Yesus Kristus dalam seluruh Perjanjian Baru. Karya anugerah Allah yang pertama dapat diringkaskan dengan kata-kata, ”Supaya mereka memperoleh pengampunan dosa”. Bila seseorang gagal dalam kehidupannya sebagai orang Kristen, biasanya itu disebabkan dia tidak pernah menerima apapun. Tanda satu-satunya bahwa seseorang diselamatkan adalah bahwa dia telah menerima sesuatu dari Yesus Kristus.

Tugas kita sebagai pekerja untuk Allah adalah membuka mata manusia agar mereka dapat berpaling dari kegelapan kepada terang. Akan tetapi, itu bukanlah keselamatan; itu adalah pertobatan – yang lebih merupakan usaha dari seorang manusia yang disadarkan. Tidaklah pernyataan yang terlalu berlebihan untuk mengatakan bahwa sebagian besar orang yang disebut Kristen adalah seperti ini: mata mereka terbuka, tetapi mereka tidak menerima apa-apa.

Pertobatan bukanlah kelahiran baru. Inilah kenyataan yang diabaikan dalam pemberitaan kita masa kini. Ketika seseorang dilahirkan kembali, dia mengetahui hal itu karena dia telah menerima sesuatu sebagai karunia dari Allah Yang Mahakuasa. Kelahiran baru bukan karena keputusannya sendiri. Orang boleh membuat nazar dan janji, dan mungkin bertekad untuk melaksanakannya, tetapi hal ini bukanlah keselamatan. Keselamatan berarti kita dibawa pada suatu tempat yang menyanggupkan kita menerima sesuatu dari Allah atas wewenang Yesus Kristus, yaitu pengampunan dosa.

Ini diikuti oleh karya anugerah Allah yang kedua: ”mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.” Dalam pengudusan, orang yang telah lahir baru dengan penuh kesadaran memutuskan menyerahkan hak atas dirinya sendiri kepada Yesus Kristus, dan mempersatukan diri sepenuhnya dengan pelayanan Allah kepada orang lain. (My Utmost for His Highest, 10 Januari 2010)

Tidak ada komentar: