Jumat, 22 Januari 2010

Adakah Saya Memandang kepada Allah?

SERING tidak disadari bahwa kita lebih mudah terfokus pada berkat, bukan pada Sumber berkat, Allah sendiri. Malah, renungan hari ini mengatakan, kesulitan rohani terbesar yaitu memusatkan perhatian pada Allah. Lebih lanjut dibawah ini: 



“Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan …(Yesaya 45:22)
Kata ”berpalinglah kepada-Ku” dalam Alkitab King James adalah ”look unto me”, artinya ”pandanglah kepada-Ku”.

Apakah kita berharap Allah datang kepada kita dengan berkat-berkat-Nya dan menyelamatkan kita? Dia bersabda, “Pandanglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan”.
 Kesulitan rohani terbesar adalah memusatkan perhatian kepada Allah, dan berkat-berkat-Nya itulah justru yang membuat hal ini menjadi sangat sulit. Kesukaran hampir selalu membuat kita memandang kepada Allah, tetapi berkat-berkat-Nya cenderung mengalihkan perhatian kita ke arah yang lain. Pelajaran dasar dari Khotbah di Bukit adalah mempersempit semua perhatian Anda sampai pikiran, hati dan tubuh Anda terpusat kepada Yesus Kristus, “Pandanglah kepada-Ku...”

Banyak di antara kita mempunyai gambaran dalam benak kita mengenai bagaimana seharusnya citra seorang Kristen, dan “mencari” citra ini pada diri orang Kristen lain akan menjadi penghalangan dalam pemusatan perhatian kita kepada Allah. Sering masalahnya menjadi tidak sederhana. Dia sebenarnya mengatakan, “Pandanglah kepada-Ku maka engkau diselamatkan – saat itu juga!” bukan, “Engkau akan diselamatkan pada suatu hari kelak”. Kita akan menjumpai hal yang kita cari jika kita mau memusatkan perhatian kepada-Nya. Tetapi, oleh banyak hal membuat perhatian kita teralihkan dari Allah dan kemudian kita merasa tidak diperdulikan-Nya, sementara Dia terus berkata kepada kita, ”Pandanglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan”.

Semua kesulitan, pencobaan dan kecemasan kita tentang hari esok akan lenyap bila kita memandang kepada Allah. Bangunlah dan pandanglah Allah. Bangunlah harapan Anda di atas Dia. Betapa pun banyaknya hal yang tampaknya menekan Anda, bertekadlah untuk mengenyahkannya, lalu pandanglah Dia. “Pandanglah kepada-Ku...” Keselamatan menjadi milik Anda pada saat Anda memandang Dia. (My Utmost for His Highest, 22 Januari 2010).

Tidak ada komentar: