Kamis, 07 Januari 2010

Akrab Dengan Yesus

BANYAK orang yang menyatakan rindu lebih dekat dengan Tuhan. Namun, kenyataan, Pribadi yang dengannya kita paling terakhir menjadi akrab adalah dengan Yesus. Apakah bukti atau buah dari hidup yang akrab atau intim dengan Tuhan? Hal inilah yang menjadi renungan hari ini dibawah judul Akrab dengan Yesus.


Kata Yesus kepadanya, telah sekian lama Aku bersama-sama Engkau, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?” (Yohanes 14:9).

Kata-kata ini tidak diucapkan (Yesus) sebagai hardikan, tidak juga dengan rasa heran atau masygul; tetapi Yesus mendorong Filipus untuk datang lebih dekat.

Banyak orang yang rindu lebih dekat dengan Tuhan. Namun, kenyataan, Pribadi yang dengannya kita paling terakhir menjadi akrab adalah dengan Yesus.

Sebelum hari Pentakosta, para murid mengenal Yesus sebagai Pribadi yang memberi mereka kuasa untuk mengalahkan setan-setan dan mendatangkan kebangunan rohani (lihat Lukas 10:18-20). Hal itu merupakan suatu keakraban yang sangat indah, namun masih ada keakraban yang lebih dekat menantikan mereka, “...Aku menyebut kamu sahabat...” (Yohanes 15:15).

Persahabatan sejati jarang terjadi di dunia ini. Persahabatan sejati berarti menyamakan diri dengan seseorang dalam pikiran, hati dan roh. Seluruh pengalaman hidup dirancang untuk memampukan kita memasuki hubungan terakrab ini dengan Yesus Kristus.

Kita telah menerima berkat-berkat-Nya dan mengetahui firmanNya, tetapi apakah kita sungguh mengenal Dia?

Yesus bersabda, “Lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi...” (Yohanes 16:7). Kedalam hubungan yang ”lebih berguna” itulah mereka dituntun oleh Yesus. Merupakan sukacita bagi Yesus apabila seorang murid mengambil waktu untuk berjalan semakin dekat bersama Dia. Menghasilkan buah selalu dinyatakan dalam Alkitab sebagai akibat nyata dari hubungan yang akrab dengan Yesus Kristus (lihat Yohanes 15:1-4).

Sekali kita bergaul akrab dengan Yesus, maka kita tidak pernah kesepian, kita tidak pernah membutuhkan simpati atau belas kasihan. Kita senantiasa dapat ”curhat” (mencurahkan isi hati) kepada-Nya tanpa merasa iba-diri dan dan lemah. Orang Kristen yang benar-benar akrab dengan Yesus takkan pernah menarik perhatian terhadap dirinya sendiri, tetapi melainkan akan menunjukkan bukti kehidupan yang sepenuhnya dikuasai Yesus. Hal itu adalah hasil atau buah dari mempersilakan Yesus untuk memuaskan setiap bidang kehidupannya sampai yang terdalam. Gambaran yang dihasilkan oleh kehidupan yang demikian itu adalah hidup dengan keseimbangan yang teguh dan tenang, yang diberikan oleh Tuhan kita kepada mereka yang akrab dengan Dia. (My Utmost for His Highest 7 Januari 2010)

Tidak ada komentar: