Minggu, 07 Februari 2010

Kesedihan Rohani

PENGANTAR. Pernah mengalami kesedihan atau kemurungan rohani? Menurut Chambers, ketika kita mencari penglihatan dari surga dan kuasa Allah yang menguntur, menunjukkan kita sedang dalam kesedihan rohani. Padahal, dikatakan, salah satu penyataan Allah yang paling ajaib adalah ketika kita tahu dan menyadari keindahan keilahian Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari kita. Lebih lanjut dibawah ini:



Kesedihan Rohani

“Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang akan membebaskan bangsa Israel. Sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi” (Lukas 24:21)


Setiap fakta yang dinyatakan para murid itu benar, tetapi kesimpulan yang mereka tarik dari fakta-fakta itu keliru. Segala sesuatu yang bernada kesedihan rohani *) selalu keliru. Jika saya merasa tertekan atau berbeban, sayalah yang patut disalahkan, bukan Allah atau siapa pun yang lain.

Kesedihan timbul dari dua sumber, yaitu saya telah memuaskan nafsu atau saya belum dipuaskan oleh nafsu itu. Kedua hal itu mengakibatkan kesedihan. Nafsu berarti “Aku harus mendapatkannya segera”. Nafsu rohani menyebabkan saya menuntut jawaban dari Allah, bukannya mencari Allah sendiri yang akan memberikan jawaban.

Apakah yang telah saya harap atau percaya bahwa Allah akan melakukannya? Apakah hari ini “telah lewat tiga hari” dan Dia masih belum melakukan seperti yang telah saya harapkan? Apakah dengan demikian saya dibenarkan untuk merasa sedih, kecewa dan menyalahkan Allah?

Apabila kita mengatakan bahwa Allah harus memberikan kepada kita jawaban atas doa, maka kita telah menyimpang. Maksud/tujuan doa adalah agar kita mendekat kepada Allah, bukan jawaban doa.

Seseorang tidaklah mungkin sehat jasmani tapi dengan rasa sedih dan kecewa, karena kesedihan adalah tanda dari penyakit. Hal ini juga berlaku secara rohani. Kesedihan rohani itu keliru, dan kitalah yang harus dipersalahkan untuk itu.

Ketika kita mencari penglihatan dari surga, dan kuasa Allah yang menguntur dan menggempa, menunjukkan/membuktikan kita sedang merasa sedih dan kecewa.

Kita tidak pernah menyadari bahwa sepanjang waktu Allah bekerja dalam peristiwa sehari-hari yang menyangkut diri kita dan orang di sekeliling kita.

Kalau saja kita mau patuh, dan melakukan tugas yang telah diberikan Allah kepada kita, maka kita akan melihat Dia. Dan salah satu penyataan Allah yang paling ajaib yang mendatangi kita adalah ketika kita tahu dan menyadari keindahan keilahian Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari kita. (My Utmost for His Highest, 7 Februari 2010)

*) Kata kesedihan ini dalam bahasa Inggris disebut dejected: perasaan sedih, frustasi atau tidak bersemangat dalam waktu pendek. Berbeda dengan depres yang bersifat lebih tetap dan besumber eksternal (The New American Dictionary of Confusing Words, p.90).

Tidak ada komentar: