Sabtu, 29 Mei 2010

29 Mei ’10 - Hubungan Yang Tidak Terobahkan



KETIKA mengakhiri doa ”dalam nama Yesus Tuhan kami”, rasanya kata-kata ini bagai mantra diucapkan begitu saja tanpa makna. Renungan hari ini mengajak kita melihat makna hakiki doa, ketika berdoa dalam nama Yesus. Yaitu, kita menyatu dengan Yesus, dalam suatu hubungan yang akrab, hubungan yang sama seperti Yesus berdiri tiada bercela dan suci di hadirat Bapa-Nya, bukan usaha kita, tapi oleh kuasa baptisan Roh Kudus.


HUBUNGAN YANG TIDAK TEROBAHKAN
Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku...” ”sebab Bapa sendiri mengasihi kamu... ” (Yohanes 16:26-27).
Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku...yaitu dalam Sifat-Ku, in My Nature. Bukan “Kamu akan memakai namaKu sebagai suatu mantra”, melainkan - “Kamu akan menjadi sedemikian akrab dengan Aku sehingga kamu akan menjadi satu dengan Aku.” “Hari itu” bukanlah satu hari dalam kehidupan yang akan datang, melainkan sekarang ini dan disini. ”sebab Bapa sendiri mengasihi kamu ......”. Kasih Bapa adalah bukti bahwa persatuan kita dengan Yesus menjadi sempurna.
Tuhan tidak bermaksud agar hidup kita bebas dari kesulitan lahiriah dan ketidakpastian, tetapi sama seperti Dia mengenal hati dan pikiran Bapa, kita juga dapat diangkat oleh-Nya masuk tempat surgawi melalui baptisan Roh Kudus, supaya Dia dapat menyingkapkan ajaran Allah kepada kita.
..segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku ..... “ (Yohanes 16:23). “Hari itu” merupakan suatu hari damai dan suatu saat hubungan Allah dan orang kudus-Nya tidak terobahkan. Sama seperti Yesus berdiri tiada bercela dan suci di hadirat Bapa-Nya, kita juga oleh kuasa baptisan Roh Kudus diangkat ke dalam hubungan itu – ” ..... supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu” (Yohanes 17:22).
... akan diberikan-Nya kepadamu” (Yohanes 16:23). Yesus berkata bahwa karena nama-Nya maka Allah akan menerima dan merespon doa-doa kita. Sungguh suatu tantangan dan undangan besar: berdoa di dalam nama-Nya! Melalui kuasa kebangkitan dan kenaikan Yesus, dan melalui Roh Kudus yang diutus-Nya, kita dapat diangkat ke dalam hubungan yang sedemikian itu. Sekali dalam kedudukan yang mengherankan tersebut, setelah ditempatkan di sana oleh Yesus Kristus, kita dapat berdoa kepada Allah dalam nama Yesus - dalam sifat-Nya, yang satu dengan Bapa.
Ini merupakan suatu pemberian yang dikaruniakan kepada kita melalui Roh Kudus, dan Yesus berkata, “...segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.” Sifat kuasa tertinggi dari Yesus Kristus diuji dan dibuktikan oleh pernyataan-Nya sendiri. (My Utmost for His Highest, 29 Mei 2010)