Jumat, 14 Mei 2010

14 Mei ’10 - Menjalani Hidup Dengan Kesukaran


SECARA naluri kita akan menolak hal-hal yang tidak menyenangkan atau kesukaran. Akan tetapi renungan hari ini, “The Habit of Enjoying Adversity” justru mengajak kita menikmatinya. Koq bisa? Ya, hal itu dimungkinkan, karena didalam kesukaranlah kita dapat memanifestasikan hidup Yesus dalam diri kita. Kita tidak memilih kesukaran. Tapi …………  (selanjutnya dibawah ini):



MENJALANI HIDUP DENGAN KESUKARAN
…. supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami”. (2 Korinlus 4:10).
Kita harus mengembangkan kebiasaan baik untuk menyatakan hal-hal yang telah dikerjakan oleh anugerah Allah di dalam kita. Hal ini bukan soal diselamatkan dari neraka, melainkan diselamatkan agar kehidupan Yesus juga boleh dimanifestasikan di dalam tubuh kita. Dan dalam hal-hal yang tidak menyenangkan (disagreeable) atau kesukaran (adversity) kita dapat memanifestasikan hidup-Nya dalam hidup kita.
Apakah hidup saya (dengan segala hal yang tidak menyenangkan dan dengan kesukarannya) menunjukkan esensi dari keindahan hidup Anak Allah, ataukah saya menunjukkan “keakuan” saya yang ingin terpisah dari Dia?
Hal satu-satunya yang menyanggupkan saya untuk sabar menanggung kesukaran adalah kesediaan mempersilakan Anak Allah menyatakan diri-Nya dalam diri saya. Tidak jadi masalah betapa sulitnya suatu kondisi, saya harus katakan, “Tuhan, saya senang mematuhi Engkau dalam hal ini.” Dengan segera, Anak Allah akan maju ke garis depan hidup saya, akan memanifestasikan dalam tubuh saya hal-hal yang akan memuliakan Dia.
Anda tidak boleh mendebat. Pada saat Anda mentaati Allah, Anak-Nya dinyatakan melalui Anda dalam kesulitan tersebut; tetapi jika Anda mendebat Allah, Anda mendukakan Roh-Nya (lihat Efesus 4:30). Anda harus menjaga diri Anda tetap siap untuk mempersilakan kehidupan Anak Allah untuk dimanifestasikan di dalam Anda, dan Anda tidak dapat menjaga Anda siap jika Anda memberi jalan bagi iba diri.
Situasi kita merupakan sarana yang dipakai Allah untuk menunjukkan betapa amat sempurna dan kudusnya Anak Allah. Menemukan cara baru untuk memanifestasikan Anak Allah seharusnya membuat jantung kita berdebar-debar dipenuhi semangat baru.
Memilih kesukaran berbeda dengan memasuki kesukaran melalui situasi yang diatur dengan indah oleh kedaulatan Allah. Jika Allah menempatkan Anda ke dalam kesukaran, itu berarti Dia sanggup untuk “memenuhi segala keperluan” Anda (Filipi 4:19).
Jagalah agar jiwa Anda siap untuk memanifestasikan kehidupan Anak Allah. Jangan hidup dalam memori atau pengalaman masa lampau, tetapi izinkan Firman Allah selalu hidup dan aktif dalam diri Anda. (My Utmost for His Highest, 14 Mei 2010).

Tidak ada komentar: