Sabtu, 22 Mei 2010

22 Mei ’10 - Penjelasan Mengenai Kesulitan Kita

ADAKAH lagi merasa terasing, sendiri? Atau juga cenderung mengkritik, cari-cari kesalahan dan ngototan? Adakah merasakan hal-hal itu menguasai diri kita?
Renungan hari ini memberikan penjelasan mengapa hal-hal itu terjadi, dan apa jawabannya. Yaitu masalah hubungan atau kesatuan kita dengan Allah – seperti Yesus dengan Allah - yang justru menjadi doa Yesus bagi kita. Lebih lanjut dibawah ini:

PENJELASAN MENGENAI KESULITAN KITA

supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita " (Yohanes 17:21).
Jika Anda sedang mengalami keterasingan atau kesendirian, bacalah Yohanes 17. Itu akan menjelaskan dengan tepat mengapa Anda berada dalam keadaan tersebut – karena Yesus telah berdoa agar Anda menjadi satu dengan Bapa seperti Dia juga demikian.
Apakah Anda memberi tempat bagi Allah untuk menjawab doa itu, ataukah Anda mempunyai sasaran lain bagi hidup Anda? Karena Anda telah menjadi seorang murid, Anda tidak dapat bebas seperti sebelumnya.
Allah menyatakan dalam Yohanes 17 bahwa maksud-Nya bukan hanya untuk menjawab doa kita, melainkan agar melalui doa kita, kita dapat membedakan secara jelas, atau memahami pikiran Allah. Ada satu doa yang harus dijawab Allah yaitu doa Yesus - "...supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu" (Yohanes 17:22).
Apakah kita sedekat itu kepada Yesus Kristus?
Allah tidak concern, tidak perhatian dengan rencana kita; Dia tidak bertanya, "Apakah engkau ingin maju sendiri sesuai rencanamu dengan kehilangan orang yang engkau kasihi ini, kesulitan ini, atau kekalahan ini?" Tidak. Dia tidak bertanya demikian. Dia membiarkan semua ini untuk maksud tujuan-Nya sendiri.
Hal-hal yang akan kita alami tersebut menjadikan kita pria dan wanita yang lebih menyenangkan, lebih lembut dan lebih luhur; atau (sebaliknya) menjadikan kita lebih suka mengkritik, mencari-cari kesalahan dan semakin ngototan mengikuti keinginan atau jalan kita sendiri. Hal-hal yang terjadi dalam kehidupan kita (bisa) membuat kita menjadi jahat atau menjadi lebih kudus, tergantung sepenuhnya pada hubungan kita dengan Allah.
Jika kita berserah, "Jadilah kehendak-Mu” (Matius 26:42), maka kita akan didorong dan dihibur oleh Yohanes 17, karena mengetahui bahwa Bapa kita bekerja menurut hikmat-Nya sendiri untuk mencapai apa yang terbaik.
Bila kita memahami maksud Allah, kita takkan berpikiran sempit dan bersikap sinis. Yesus mendoakan kita tidak kurang dari agar ada kesatuan mutlak dengan diri-Nya, sama seperti Dia menjadi satu dengan Bapa.
Sebagian dari kita masih jauh dari kesatuan ini. Namun Allah takkan membiarkan kita sendiri sampai kita menjadi satu dengan Dia - karena Yesus telah berdoa, "...supaya mereka semua menjadi satu ..." (My Utmost for His Highest 22 Mei 2010)

Tidak ada komentar: