Kamis, 20 Mei 2010

20 Mei ’10 - Menjadikan Jiwa Kita Milik Kita

GOOD MOOD. Suasana hati yang enak. Itulah umumnya yang dicari orang modern, dengan bayaran apapun. Renungan hari ini mengatakan, suasana hati hampir selalu berakar dalam situasi lahiriah, bukan batin kita. Bagi seorang kristen, sekalipun merupakan perjuangan bersinambungan, tidak patut mendengarkan suasana hati, dan jangan sekali-kali tunduk kepadanya. Itulah cara dan disiplin ”Menjadikan Jiwa Kita Milik Kita”

MENJADIKAN JIWA KITA MILIK KITA
Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu. " (Lukas 21.19)
Bila seseorang dilahirkan kembali, akan ada waktu dimana ia tidak mempunyai vitalitas pemikiran dan penalaran yang dimilikinya sebelumnya. Kita harus belajar mengekpresikan hidup baru ini dalam kita, membentuk ” pikiran Kristus”(lihat Filipi 2:5).
Yang dimaksudkan ayat diatas, kita berusaha memperoleh hidup kita melalui kesabaran. Akan tetapi, banyak di antara kita lebih suka tinggal di pintu masuk kehidupan Kristen ketimbang berjalan terus untuk membangun hidup kita sesuai dengan hidup baru yang telah ditaruhkan Allah di dalam diri kita. Kita gagal karena ketidaktauan kita akan cara Allah membentuk kita, dan kita menyalahkan iblis untuk hal-hal yang sebenarya merupakan akibat sikap kita sendiri yang tidak disiplin. Pikirkanlah betapa bodohnya kita bila kita dibawa melihat keadaaan kita yang sebenarnya dalam kebenaran-Nya!
Ada hal-hal tertentu dalam kehidupan yang tidak perlu kita doakan – mood atau suasana hati, misalnya. Kita tidak pernah dapat menyingkirkan suasana hati dengan doa, tetapi itu dapat kita lakukan dengan mendepaknya keluar dari hidup kita. Suasana hati hampir selalu berakar dalam situasi tertentu lahiriah, bukan dalam batin kita yang sesungguhnya.
Merupakan perjuangan bersinambungan untuk tidak mendengarkan suasana hati yang timbul sebagai akibat dan keadaan lahiriah kita; jangan sekali-kali tunduk kepadanya meskipun hanya sekejap. Kita harus bangkit berdiri, kemudian kita akan mendapati bahwa kita dapat melakukan apa pun yang semula kita tidak yakin dapat melakukannya.
Masalahnya mengapa kita selalu gagal, karena kebanyakan kita tidak mau melakukannya. Kehidupan Kristen adalah perwujudan keteguhan dan tekad rohani dalam kedagingan kita. (My Utmost for His Highest, 20 Mei 2010).

Tidak ada komentar: