Minggu, 07 Maret 2010

Sumber Sukacita Yang Berkelimpahan


JUDUL asli (1935) Renungan hari ini adalah ”Undaunted Radiance”, pancaran atau aura tak ada rasa takut. Paulus, orang-orang kudus, pastilah mempunyai kualitas rohani seperti ini. Kita tentu pernah bertemu dengan pribadi yang demikian. Orang yang tetap sukacita, bukan meskipun dalam sengsara, tetapi dalam sengsara, sebagai buah dari iman yang dibangun diatas kasih Allah yang tidak dapat berubah. Selanjutnya dibawah ini:

Sumber Sukacita Yang Berkelimpahan
Tetapi dalam semuanya ini, kita lebih daripada orang-orang yang menang melalui Dia yang telah mengasihi kita” (Roma 8:37).
Dalam ayat sebelumnya (ayat 35), Paulus sedang berbicara tentang hal-hal yang agaknya mungkin memisahkan atau mengganjal antara seorang yang percaya dan kasih Allah (yaitu tentang penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang). Namun hal luar biasa adalah bahwa tidak ada yang dapat mengganjal antara kasih Allah dan orang percaya.
Hal-hal yang disebutkan Paulus tersebut dapat dan memang dapat datang mengganggu persekutuan yang dekat antara jiwa kita dengan Allah dan memisahkan hidup lahiriah kita dari Dia. Namun tiada satu pun dari semua hal itu yang dapat terjadi diantara kasih Allah dan jiwa seorang percaya pada tingkat rohani. Yang melandasi dasar iman Kristen kita adalah kasih Allah yang mengherankan dan tak terduga dalamnya, yang tidak layak diterima, yang diperlihatkan di Salib Golgota; kasih yang tidak diperoleh sebagai imbalan jasa atau usaha kita dan takkan pernah demikian.
Paulus menyatakan bahwa inilah alasan bahwa “dalam semuanya itu kita lebih daripada orang-orang yang menang’. Kita adalah pemenang sempurna dengan sukacita yang berasal dari mengalami hal-hal yang sungguh tampak seolah-olah akan melingkupi kita. Ilustrasi, gelombang besar yang menakutkan bagi seorang perenang biasa justru menimbulkan kegairahan luar biasa bagi peselancar yang meluncur di atasnya.
Biarlah kita terapkan hal itu pada situasi kita sendiri. Hal-hal yang kita coba hindari dan berjuang melawannya - sengsara, penderitaan, aniaya – adalah merupakan hal-hal yang menghasilkan sukacita yang berkelimpahan dalam diri kita. “Kita lebih daripada orang-orang yang menang melalui Dia’ “dalam semuanya ini”, tidak meskipun dalam semua hal itu, tetapi di dalam semua hal itu. Seorang yang percaya mengenal sukacita dari Tuhan tidak meskipun ada sengsara, melainkan justru karena sengsara itu. Paulus berkata, “dalam segala penderitaan kami aku sangat terhibur dan sukacitaku melimpah-limpah” (2 Korintus 7:4).
Aura atau pancaran tak ada rasa takut, sebagai akibat dari sukacita yang berlimpah, tidak dibangun atas sesuatu yang akan berlalu dan sementara, melainkan dibangun diatas kasih Allah yang tidak dapat berubah. Dan pengalaman-pengalaman hidup, baik yang merupakan peristiwa sehari-hari maupun yang mengerikan, tidak berdaya “memisahkan kita dan kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus Tuhan Kita” (Roma 8:39). (My Utmost for His Highest, 7 Maret 2010)

Tidak ada komentar: