Minggu, 14 Maret 2010

MENYERAH

RENUNGAN berjudul “Menyerah” hari ini berbicara tentang perhambaan pada diri sendiri karena menyerah pada keakuan dan apapun yang bersifat hawa-nafsu. Dan dikatakan, tidak ada kuasa dalam jiwa manusia dari kekuatan sendiri sanggup mematahkan perbudakan yang diakibatkannya. Hanya penyerahan kepada Yesus mamapu mematahkan setiap bentuk perbudakan dalam hidup seseorang. Selanjutnya dibawah ini:

MENYERAH

…. kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati...” (Roma 6:16).

HAL PERTAMA yang harus saya akui bila saya menyelidiki hal yang mengendalikan dan menguasai saya adalah bahwa sayalah yang bertanggung jawab karena telah menyerahkan diri saya kepada apa saja. Jika saya menjadi hamba bagi diri saya sendiri, maka sayalah yang harus dipersalahkan karena pada masa lalu saya telah menyerah kepada diri saya sendiri. Demikian pula, jika saya mematuhi Allah maka saya berbuat demikian karena pada saat tertentu dalam hidup saya, saya menyerahkan diri kepada Allah.

Jika seorang anak dibiarkan tunduk pada keakuan, maka kita akan mendapati bahwa keakuan adalah tirani atau “penjajahan” paling memperbudak di bumi ini. Tidak ada kuasa dalam jiwa manusia yang sanggup mematahkan perbudakan yang diakibatkan oleh sikap menyerah. Misalnya, bila Anda menyerah satu detik saja pada apa pun yang bersifat hawa nafsu, maka walaupun Anda mungkin membenci diri sendiri karena telah menyerah, Anda menjadi hamba pada hal tersebut. (Ingatlah apa arti hawa nafsu – “Aku harus memperolehnya sekarang”, apakah itu nafsu daging atau nafsu pikiran/angan-angan).

Tidak ada kelepasan atau keluputan dari hal itu yang berasal dari kekuatan manusia mana pun, kecuali melalui kuasa penebusan. Anda harus menyerahkan diri dengan penuh kerendahan hati kepada Pribadi satu-satunya yang dapat mematahkan kekuatan yang menguasai hidup Anda, yaitu Tuhan Yesus Kristus. “...Ia telah mengurapi Aku ... untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan...” (Lukas 4:18-19 dan Yesaya 61:1).

Bila Anda menyerah pada sesuatu, Anda akan segera menyadari akan kendalinya yang luar biasa atas diri Anda. Walaupun Anda berkata, “Ah, aku dapat membuang kebiasaan itu bila aku mau”, Anda akan tahu bahwa Anda tidak dapat melakukannya. Anda akan mendapati bahwa kebiasaan itu sepenuhnya menguasai Anda karena Anda dengan rela tunduk kepadanya.

Memang mudah untuk menyanyi, ”Dia akan memutuskan setiap belenggu,” padahal pada saat yang bersamaan Anda menjalani hidup perhambaan yang nyata-nyata terhadap diri sendiri. Akan tetapi, menyerah kepada Yesus akan mematahkan setiap bentuk perbudakan dalam hidup seseorang. (My Utmost for His Highest, 14 Maret 2010)

Tidak ada komentar: