Senin, 08 Maret 2010

KEHIDUPAN YANG DISERAHKAN

INTROSPEKSI tidak pernah mudah. Karena selalu ada celah bagi pembenaran diri atas kesalahan kita. Tapi renungan hari ini mengatakan, apabila seseorang melihat dirinya sungguh-sungguh seperti Tuhan melihatnya, maka bukan saja dosa-dosa kedagingan yang menjijikkan yang mengejutkan dirinya, juga sifat buruk dan kesombongan hatinya yang melawan Yesus Kristus. Selanjutnya dibawah ini:



KEHIDUPAN YANG DISERAHKAN

Aku telah disalibkan dengan Kristus” (Galatia 2:19).

UNTUK menjadi satu dengan Yesus Kristus, seseorang bukan hanya harus bersedia melepaskan dosa, melainkan juga menyerahkan seluruh pandangan hidupnya atas segala hal. Dilahirkan kembali oleh Roh Allah berarti pertama-tama kita harus bersedia melepaskan sesuatu sebelum kita menggenggam yang lainnya. Hal pertama yang harus kita serahkan adalah semua kepura-puraan atau tipu daya kita.

Yang diinginkan Tuhan untuk kita diserahkan kepada-Nya bukanlah kebaikan, kejujuran atau usaha kita untuk berbuat lebih baik, melainkan dosa seluruhnya. Sesungguhnya, hanya itulah yang dapat diambil-Nya dari kita. Dan yang diberi-Nya kepada kita sebagai ganti dari dosa kita adalah kebenaran yang utuh. Akan tetapi, kita harus menyerahkan semua kepura-puraan bahwa diri kita adalah layak dihadapan Tuhan, dan menghentikan semua tuntutan kita bahwa kita layak untuk kebaikan Allah.

Kemudian, Roh Allah akan menunjukkan kepada kita hal yang perlu kita serahkan selanjutnya. Dalam setiap langkah dari proses ini, kita diharuskan untuk melepas tuntutan kita atas hak-hak kita. Adakah kita bersedia melepaskan genggaman kita atas semua yang kita miliki, hasrat kita, dan segala sesuatu lainnya dalam hidup kita? Siapkah kita disatukan dengan kematian Yesus Kristus?

Kita akan menderita kekecewaan sangat dan menyakitkan sebelum kita menyerah sepenuhnya. Bila seseorang melihat dirinya sungguh-sungguh seperti Tuhan melihatnya, maka bukan saja dosa-dosa kedagingan menjijikkan yang mengejutkan dirinya, melainkan sifat buruk dan kesombongan hatinya yang melawan Yesus Kristus. Bila dia melihat dirinya sendiri dalam terang Tuhan, maka rasa malu, takut dan penghukuman akan menerpa dirinya.

Jika Anda dihadapkan dengan pertanyaan tentang kerelaan penyerahan ini, , maka ambillah ketetapan hati untuk terus menjalani ”krisis” tersebut, sambil menyerahkan semua milik dan diri Anda seluruhnya kepada-Nya. Dan Allah pun akan melengkapi Anda untuk melakukan semua yang diinginkan-Nya dari Anda. (My Utmost for His Highest, 8 Maret 2010)

Tidak ada komentar: