Jumat, 17 September 2010

17 Sep ’10 – Guna Dari Pencobaan

BARANGKALI tidak ada hal bagi awam yang begitu sering membingungkan dan mengundang pertanyaan seperti pencobaan. Renungan hari ini melihat sisi “Guna Dari Pencobaan”. Selanjutnya dibawah ini, yang dibahas secara padat dan mendalam, dan dilanjutkan besok 18/9.



GUNA DARI PENCOBAAN


“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, …..” (1 Korintus 10:13)

KATA pencobaan telah mempunyai kontasi buruk bagi kita dewasa ini, karena kita cenderung menggunakan kata tersebut dalam cara yag salah.
Pencobaan itu sendiri bukanlah dosa: pencobaan adalah sesuatu yang harus kita hadapi karena kita adalah manusia. Tidak dicobai berarti bahwa kita salah sedemikian memalukan sehingga sudah terlalu hina untuk dihiraukan.
Namun banyak diantara kita yang mengalami pencobaan yang tidak seharusnya kita derita, hanya karena kita telah menolak untuk mempersilahkan Allah mengangkat kita ke tingkat yang lebih tinggi, dimana kita akan menghadapi pencobaan dari jenis yang lain.
Keberadaan batin seseorang, apa yang dimilikinya secara batiniah, bagaimana keberadaan rohani dirinya, menentukan bentuk pencobaan yang dialaminya dari luar. Pencobaan itu sesuai dengan keberadaan sesungguhnya dari orang yang sedang dicobai dan menyingkapkan kemungkinan dari keberadaan/sifatnya.
Setiap orang sebenarnya menentukan atau “memilih” tingkat pencobaannya sendiri, karena pencobaan akan datang kepadanya sesuai dengan tingkat keberadaan batin yang mengendalikannya.
Pencobaan datang kepada saya, menuntun saya pada suatu kemungkinan jalan pendek untuk perwujudan sasaran saya yang tertinggi. Pencobaan tidak mengarahkan saya menuju apa yang saya ketahui sebagai hal yang jahat, tetapi terhadap hal yang menurut pengertian saya baik.
Memang, pencobaan dapat menjadi sesuatu yang sungguh membingungkan sebentar, dimana saya tidak tahu apa yang benar atau apa yang salah. Tetapi bila saya menyerah pada pencobaan, saya telah menjadikan nafsu menjadi ilah saya, dan menjadi bukti bahwa saya tidak jatuh kedalam dosa lebih dini, sebelumnya, hanya karena malu-malu.
Pencobaan bukanlah sesuatu yang dapat kita hindari. Malah sebenarnya, pencobaan perlu bagi kehidupan seseorang yang begitu cepat berputar.
Waspadalah dengan pemikiran bahwa Anda dicobai melebihi siapapun. Apa yang  Anda alami merupakan bagian dari “warisan” hidup manusia, dan bukanlah sesuatu yang tidak pernah dialami orang lain sebelumnya.
Allah tidak menyelamatkan kita dari pencobaan, tetapi Dia menopang kita ditengah-tengah pencobaan itu (lihat Ibrani 2:18 dan 4:15-16). (My Utmost for His Highest, 17 September)

Tidak ada komentar: