Senin, 09 Agustus 2010

9 Agu ’10 - Doa Yang Didengar Bapa

RENUNGAN hari ini masih tentang doa, rangkaian hari sebelumnya. Dengan penekanan pada”DOA YANG DIDENGAR BAPA”. Ditekankan, Allah Bapa akan selalu mendengar doa-doa saya, jika Anak Allah menjelma didalam saya, dinyatakan dalam kemanusiaan saya. Jika saya memberikan kesempatan pada Dia bekerja di dalam saya, dan tidak bersandar pada kemampuan, dan penalaran saya tapi pada pengertian adikodrati dari pada-Nya.

DOA YANG DIDENGAR BAPA
Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata, ”Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku” (Yohanes 11.41).
Bila Anak Allah berdoa, Dia hanya sadar sepenuhnya hanya akan Bapa-Nya. Allah selalu mendengar doa-doa Anak-Nya, dan jika Anak Allah menjadi menjelma di dalam saya (Galatia 4:19), Bapa akan selalu mendengar doa-doa saya. Akan tetapi, saya harus mengusahakan agar Anak Allah dinyatakan dalam daging kemanusiaan saya. “...tubuhmu adalah bait Roh Kudus... ” (1 Korintus 6:19) artinya tubuh Anda adalah Betlehemnya Anak Allah.
Apakah Anak Allah telah diberi kesempatan untuk bekerja di dalam saya? Apakah kesederhanaan hidup-Nya bekerja di dalam saya sebagaimana hal itu telah bekerja di dalam hidup-Nya ketika berada di bumi? Bila saya dihadapkan dengan kejadian-kejadian hidup setiap harinya sebagai seorang manusia biasa, adakah doa Anak Allah yang kekal kepada Bapa-Nya dinaikkan di dalam diri saya?
Yesus bersabda, “Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku... ” (Yohanes 16:26). Hari yang mana yang dimaksudkan-Nya? Dia sedang mengacu pada hari ketika Roh Kudus telah datang kepada saya dan mempersatukan saya dengan Tuhan.
Apakah Tuhan Yesus Kristus sangat dipuaskan oleh hidup Anda, atau apakah Anda sedang menunjukkan perilaku kesombongan rohani di hadapan-Nya?
Jangan biarkan akal sehat atau penalaran Anda menjadi sedemikian kuat dan menonjol sehingga hal itu menyisihkan Anak Allah. Penalaran adalah karunia yang diberikan Allah kepada sifat manusiawi kita - tetapi penalaran bukanlah karunia dari Anak-Nya. Pengertian adikodratilah yang merupakan karunia dari Anak-Nya, dan jangan pernah menempatkan penalaran kita naik tahta.
Sang Anak mengenal dan mengetahui Bapa, tetapi penalaran tidak pernah mengenal dan mengetahui Bapa dan tidak akan pernah. Kemampuan kecerdasan kita tidak akan pernah menyembah Allah kecuali ia itu diubahkan oleh Anak Allah yang tinggal di dalam kita.
Kita harus memastikan bahwa kemanusiaan daging kita tunduk sepenuhnya kepada-Nya, dengan mempersilakan Dia bekerja melaluinya saat demi saat.
Apakah kita hidup pada tingkat ketergantungan kepada Yesus Kristus sehingga hidup-Nya sedang dinyatakan dari saat ke saat di dalam diri kita? (My Utmost for His Highest, 9 Agustus)

Tidak ada komentar: