Jumat, 13 Agustus 2010

13 Agu ’10 – ”Janganlah Padamkan Roh”


KRISIS dalam hidup orang percaya, bisa jadi adalah bagian dari rancangan Tuhan untuk “menyapa” kita bahwa kita sedang menyakiti Allah, memadamkan teguran yang diberikan oleh Rohnya. Lebih lanjut dalam Renungan ”JANGANLAH PADAMKAN ROH” dibawah ini.


”JANGANLAH PADAMKAN ROH”
Janganlah padamkan Roh” (1 Tesalonika 5:19).
SUARA ROH Allah itu selembut angin sepoi di musim panas - sedemikian lembutnya sehingga bila Anda tidak hidup dalam persekutuan sempurna dengan Allah, maka Anda takkan pernah mendengarnya
Kesadaran akan teguran dan pengekangan yang diberi Roh datang dalam diri kita dengan cara-cara yang paling lembut dan mengagumkan. Jika Anda tidak cukup peka untuk mengenali suara-Nya, maka Anda akan memadamkannya, dan hidup rohani Anda akan rusak (impair). Kesadaran akan pengekangan ini selalu datang sebagai “angin sepoi-sepoi basah”, sedemikian lembutnya sampai tidak seorang pun kecuali seorang yang percaya kepada Allah yang dapat mengenalinya.
Waspadalah jika dalam menyampaikan kesaksian pribadi, Anda senantiasa menoleh ke belakang dan berkata, “Bertahun-tahun yang lampau, saya diselamatkan.”
Jika Anda telah “siap membajak” dan sedang berjalan dalam terang, Anda tidak boleh “menoleh ke belakang” - masa lampau telah ditanamkan ke dalam keajaiban masa kini dalam persekutuan dan persatuan dengan Allah (Lukas 9:62 dan 1 Yohanes 1:6-7).
Waspadalah terhadap mencoba menutupi penolakan Anda saat ini untuk “hidup dalam terang” dengan mengenang pengalaman masa lampau Anda ketika Anda memang “hidup dalam terang”. Bila Roh memberi Anda kesadaran akan pengekangan itu, berhentilah dan bereskanlah hal-hal yang diingatkan kepada Anda, atau kalau tidak, Anda akan terus memadamkan dan mendukakan Dia.
Andaikata Allah membawa Anda pada suatu krisis dan Anda menanggungnya, tetapi tidak selengkapnya, Dia akan merancang krisis itu lagi untuk menyetakkan kesadaran Anda akan Dia. Tetapi kali ini, apabila Anda tidak taat, maka dari intensitasnya akan hilang, ketajaman pembedaan Anda akan teguran-Nya semakin kurang, dan sebaliknya rasa malu dan terhina yang diakibatkan ketidaktaatan itu akan semakin banyak.
Jika Anda terus-menerus mendukakan Roh-Nya, akan datang waktunya saat krisis itu tidak dapat diulangi, karena Anda telah sepenuhnya memadamkan Dia. Akan tetapi, jika Anda mau terus maju melalui krisis itu, kehidupan Anda akan menjadi kidung pujian bagi Allah.
Jangan pernah terlibat dengan apa pun yang terus menyakiti Allah. Agar Anda bebas dari hal itu, Allah harus dipersilakan untuk merusaknya, apapun itu. (My Utmost for His Highest, 13 Agustus)

Tidak ada komentar: