Sabtu, 07 Agustus 2010

7 Agu ’10 - Doa Dalam Rumah Bapa

MUNGKIN banyak hal yang dapat kita lihat dari kisah Yesus ketika berumur 12 tahun ”ketinggalan” di Bait Allah di Jerusalem. Tapi renungan hari ini, ”Doa Dalam Rumah Bapa”, mengajak kita melihat kebenaran abadi kata-kata Sang Anak (Yesus) ”Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku”, dan penerapannya dalam hidup kita sebagai pengikut Tuhan.


DOA DALAM RUMAH BAPA
......mereka menemukan Dia dalam Bait Allah ...... Jawab-Nya kepada mereka, ”... Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku? ” (Lukas 2:46,49).
MASA kanak-kanak Tuhan kita bukanlah merupakan ketidakdewasaan yang menantikan pertumbuhan menuju tahap kedewasaan - masa kanak-kanak-Nya merupakan fakta/kebenaran abadi bagi kita.
Apakah saya seorang anak Allah yang suci dan tulus sebagai akibat dari penyatuan saya dengan Tuhan dan Juruselamat? Apakah saya memandang hidup saya sebagai berada dalam rumah Bapa? Apakah (Yesus) Anak Allah hidup di rumah Bapa-Nya di dalam diri saya?
Realitas atau kenyataan kekal satu-satunya ialah Allah sendiri, dan perintah-Nya datang kepada saya dari saat ke saat.
Apakah saya senantiasa berhubungan dengan realitas Allah, atau apakah saya berdoa hanya bila keadaan telah memburuk – bila ada gangguan dalam hidup saya?
Saya harus belajar menyatukan/mengidentifikasi diri erat-erat dengan Tuhan dalam cara persekutuan dan kesatuan kudus, yang beberapa diantara kita bahkan belum mulai mempelajarinya. Seperti Yesus yang “...Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku”, saya juga harus belajar menghayati setiap saat dari hidup saya di dalam rumah Bapa.
Pikirkanlah tentang situasi Anda sendiri. Apakah Anda sedemikian dekat menyatu dengan kehidupan Tuhan Yesus sehingga Anda jelas hanya menjadi seorang anak Allah, yang terus-menerus berbicara kepada-Nya dan menyadari bahwa segala sesuatu berasal dan tangan-Nya? Apakah Sang Anak yang kekal didalam Anda itu hidup di rumah Bapa-Nya? Apakah anugerah dari hidup pelayanan-Nya sedang bekerja melalui Anda di rumah, bisnis dan lingkungan sahabat Anda?
Pernahkah Anda tertanya-tanya mengapa Anda mengalami situasi tertentu? Sebenarnya bukan Anda yang harus mengalami situasi tersebut. Tetapi hal itu karena hubungan Anda dengan Anak Allah datang, melalui kehendak illahi Bapa-Nya, kedalam kehidupan Anda. Anda harus mempersilahkan Dia mengerjakan kehendak-Nya dalam Anda, untuk tinggal dalam kesatuan yang sempurna dengan Dia.
Kehidupan Tuhan harus menjadi kehidupan Anda yang sederhana dan vital, dan cara Dia bekerja dan hidup di antara manusia ketika ada di bumi ini haruslah menjadi cara Dia bekerja dan hidup di dalam diri Anda. (My Utmost for His Highest, 7 Agustus)

Tidak ada komentar: