Minggu, 18 April 2010

18 April 2010 Kesiap-sediaan


SERING kesiap-sediaan kita bagi pekerjaan Tuhan dipengaruhi oleh pemikiran yang salah: Kalau tampak sebagai suatu kesempatan besar, kita dengan cepat mengatakan: “Inilah aku.” Tetapi kita tidak siap sedia untuk suatu tugas yang tampak biasa-biasa. Seharusnya, kita harus siap untuk melakukan hal terkecil atau terbesar - tanpa membuat pembedaan. Lebih lanjut dibawah ini:

KESIAP-SEDIAAN
 “…. berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."  (Keluaran 3:4)
Ketika Allah berbicara, banyak di antara kita seperti orang yang berada dalam kabut, dan kita tidak memberi jawaban. Jawaban Musa kepada Allah menyatakan bahwa dia tahu di mana dia berada dan bahwa dia siap sedia.
Kesiapsediaan berarti mempunyai hubungan yang benar dengan Allah dan mengerti di mana kita berada. Kita sering begitu sibuk memberi tahu Allah ke mana kita ingin pergi. Namun orang yang siap sedia bagi Allah dan pekerjaan-Nya adalah orang yang menyambut panggilan seperti menerima hadiah ketika panggilan datang. Kita menanti dengan pemikiran bahwa suatu kesempatan besar atau sesuatu yang sensasional akan datang dan bila itu tiba kita dengan cepat berseru, “Inilah aku.” Setiap kali kita merasa bahwa Yesus Kristus akan turun tangan dengan kuasa-Nya dalam suatu tugas besar, kita ada di sana. Tetapi (sering) kita tidak siap sedia untuk suatu tugas yang tampak biasa-biasa.
Kesiap-sediaan bagi Allah berarti bahwa kita siap untuk melakukan hal terkecil atau terbesar - tanpa membuat pembedaan. Itu berarti kita tidak mempunyai pilihan mengenai hal yang ingin kita lakukan, tetapi apa pun yang merupakan rencana Allah, kita ada di sana dan siap sedia. Bila ada tugas, kita mendengar suara Allah seperti Tuhan kita mendengar suara Bapa-Nya, dan kita siap sedia menyambutnya dengan seluruh kesiapan kasih kita kepada-Nya. Yesus Kristus berharap untuk bekerja dengan kita seperti Bapa-Nya bekerja dengan Dia. Dia dapat menempatkan kita di mana pun Dia menghendakinya, dalam tugas yang menyenangkan atau yang tampak membosankan. karena persatuan kita dengan Dia itu sama seperti persatuan Dia dengan Bapa. “ ..supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu” (Yohanes 17:22).
Bersiaplah untuk menghadapi kunjungan tiba-tiba Allah. Orang yang siap sedia tidak perlu mempersiapkan diri - dia senantiasa siap sedia. Pikirkanlah tentang waktu yang kita boroskan untuk mempersiapkan diri pada saat Allah memanggil! Semak duri yang menyala adalah lambang dan segala sesuatu yang mengelilingi orang yang siap sedia, dan semak itu menyala dengan kehadiran Allah sendiri. (My Utmost for His Highest, 18 April 2010)

Tidak ada komentar: