Jumat, 16 April 2010

16 Apr ‘10 - Dapatkan Anda Turun dari Puncak Gunung


SEMUA orang kristen yang sungguh pernah mengalami saat-saat di puncak gunung rohani - mendapatkan insight (pengertian rohani yang dalam), yang sukar dilukiskan sepenuhnya. Bahkan, kata renungan hari ini, ada kecenderungan keinginan yang kuat untuk terus mendapatkan pengalaman puncak gunung tersebut. Tetapi untuk apa sebenarnya Tuhan memberikan kita pengalaman tersebut? Lebih lanjut dibawah ini:

DAPATKAN ANDA TURUN DARI PUNCAK GUNUNG
Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu ….” (Yohanes 12:36).
Kita semua mengalami saat-saat ketika kita merasa lebih baik daripada yang paling baik sebelumnya, dan kita berkata, “Aku merasa fit untuk apa saja; kalau saja aku dapat selalu begini!”
Kita tidak dimaksudkan untuk menjadi demikian. Saat-saat itu adalah saat-saat memperoleh insight (pengertian yang lebih mendalam) yang mana kita harus hidup sesuai dengannya bahkan ketika kita merasa tidak menginginkannya.
Banyak diantara kita tidak cakap dalam menjalani kehidupan sehari-hari ketika tidak berada di puncak gunung (pengalaman rohani). Namun kita harus memelihara hidup kita sehari-hari agar sesuai dengan tolok ukur yang telah dinyatakan kepada kita di puncak gunung.
Jangan biarkan perasaan yang telah dibangkitkan dalam diri Anda di puncak gunung menjadi padam. Jangan tempatkan diri Anda di lemari panjang sambil berpikir. “Betapa hebatnya berada dalam pandangan rohani yang indah begini!”*) Bertindaklah segera - lakukan sesuatu walaupun alasan satu-satunya untuk bertindak adalah daripada tidak berbuat apa-apa.
Jika dalam suatu kebaktian doa, Allah menunjukkan sesuatu kepada Anda untuk dilakukan, janganlah berkata, ”Akan kulakukan itu” - langsung saja lakukan! Bangkitlah dan buanglah kemalasan daging Anda. Kemalasan tampak dalam keinginan kita yang kuat untuk mendapatkan pengalaman puncak gunung; dan yang kita bicarakan adalah rencana kita waktu berada di gunung. Kita harus belajar untuk hidup di hari biasa yang ”kelabu” sesuai dengan apa yang kita lihat di gunung.
Jangan menyerah karena Anda pernah terhalang dan tidak mengerti – maju saja lagi. Bakarlah jembatan yang ada di belakang Anda, dan tetaplah commit kepada Tuhan dengan suatu tindakan nyata berdasarkan tekad atau kehendak Anda sendiri. Jangan pernah mengubah keputusan Anda, tetapi pastikanlah untuk membuat semua keputusan didalam terang apa yang Anda lihat dan pelajari di gunung. (My Utmost for His Highest, 16 April 2010)
Catatan:
*) Suatu ekspresi indah yang rasanya sukar diterjemahkan dengan pas, yang dalam aslinya (1935) dikatakan, “What a marvelous state of mind tobe in”, dalam edisi RBC, "How great to be in such a wonderful state of mind!" Ada yang bisa bantu? (Admin).

Tidak ada komentar: