Jumat, 18 Juni 2010

18 Jun ’10 - Jagalah Pengenalan dan Pengakuan Akan AndaYesus

RENUNGAN hari ini tentang arti sesungguhnya mengenal Yesus: menerima Dia sesuai dengan apa yang dinyatakan-Nya dan mengakui kuasa dan wewenang-Nya, mengenal suara-Nya. Jika kita sungguh-sungguh mengenal Yesus, kita tidak akan khawatir dengan situasi nyata yang datang kepada kita, karena tahu, Dia ada didalam situasi kita, bahkan ambil bagian dalam merancang situasi kita. Bagian kita? Penyerahan diri secara total.
JAGALAH PENGENALAN DAN PENGAKUAN ANDA AKAN YESUS
Petrus ..... berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia ..... (Matius 14: 29 - 30).
ANGIN sesungguhnya bertiup kencang dan gelombang membubung tinggi, tetapi Petrus tidak melihatnya pada mulanya. Dia tidak menghiraukannya sama sekali; dia hanya mengenal dan mengakui Tuhannya, melangkah keluar perahu karena mengenal dan mengakui Dia yang berbicara, dan lalu “berjalan di atas air”. Kemudian dia mulai melirik hal-hal disekitarnya dan memperhitungkannya, dan mendadak tenggelamlah dia.
Mengapa Tuhan tidak menyanggupkan dia berjalan di atas air mengikuti gerak ombak? Petrus seharusnya dapat melakukannya, namun tidak dapat tanpa terus-menerus dalam ”pengakuan” akan Tuhan Yesus.
Dalam berbagai hal dalam kehidupan ini, kita mengambil langkah keluar dengan kepastian atas pengenalan dan pengakuan kita akan, tetapi kemudian berbagai pertimbangan kita mulai menyelinap masuk, dan kita lalu tenggelam.
Jika Anda sungguh-sungguh mengenal Tuhan, Anda tidak punya urusan dengan dengan cara dan tempat Dia merancang situasi Anda. Masalah yang menerpa Anda memang nyata, tetapi bila Anda menatap masalah tersebut maka Anda akan segera dilingkupinya, dan bahkan membuat Anda tak sanggup untuk melihat kehadiran dan kuasa Yesus. Kemudian datanglah teguran-Nya, “     mengapa engkau bimbang?” (Matius 14:31). Biarkan situasi nyata Anda berkembang apa adanya, namun jagalah pengenalan dan pengakuan Anda akan Yesus, jagalah agar tetap bersandar sepenuhnya kepada-Nya.
Jika Anda memperdebatkan ”kapan Allah telah berbicara” bahkan sekejap saja, maka Anda telah kalah. Jangan pernah mencoba berkata, “Aku ingin tahu apakah Dia sesungguhnya sudah berbicara kepadaku?” Jangan perdulikan apapun, segeralah serahkan semuanya kepada-Nya. Anda tidak tahu kapan suara-Nya datang kepada Anda, tetapi kapan pun suara-Nya tiba, bahkan dalam cara paling lembut yang dapat dibayangkan, bertekadlah untuk menyerahkan diri Anda dengan memasrahkan segala sesuatu kepada-Nya.
Hanya melalui penyerahan diri Anda dan situasi Anda, maka Anda akan mengenal Dia. Anda hanya akan mengenal suara-Nya lebih jelas melalui penyerahan tanpa banyak pertimbangan akan akibatnya - bersedia mempertaruhkan semua milik Anda. (My Utmost for His Highest, 18 Juni)

Tidak ada komentar: