Kamis, 28 Oktober 2010

28 Okt ’10 - Dibenarkan Oleh Iman

APAKAH yang membuat kita benar dihadapan Allah? Ketaatan, kekudusan, dan pengabdian kita? Bukan! Renungan hari ini menegaskan, kita diperdamaikan dengan Allah karena sebelum semuanya itu, Kristus telah mati. Semuanya itu adalah akibat, bukan sebab. Kita dibenarkan, bukan karena telah bertobat, namun karena apa yang Yesus telah kerjakan. Dan oleh Roh Allah kita tahu bahwa kita telah diselamatkan, walaupun tidak tahu bagaimana hal itu terjadi.


DIBENARKAN OLEH IMAN

“Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah melalui kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!” (Roma 5:10)

SAYA tidak diselamatkan karena percaya - saya percaya bahwa saya diselamatkan karena percaya. Dan bukan juga pertobatan yang menyelamatkan saya – pertobatan hanyalah merupakan tanda bahwa saya menyadari apa yang telah Allah perbuat melalui Yesus Kristus.

Bahayanya di sini adalah jika kita menekankan pada akibat dan bukannya pada sebab. Apakah ketaatan, kekudusan, dan pengabdian saya yang membuat saya benar di hadapan Allah?

Bukan! Saya diperdamaikan dengan Allah karena sebelum semuanya itu, Kristus telah mati. Ketika saya berbalik kepada Allah dan percaya serta menerima apa yang Allah nyatakan, maka mukjizat keselamatan melalui salib Kristus langsung menempatkan saya dalam hubungan yang benar dengan Allah. Dan sebagai hasil dari mukjizat anugerah Allah yang adikodrati, saya dibenarkan, bukan karena saya menyesali dosa-dosa saya, atau saya telah bertobat, namun karena apa yang Yesus telah kerjakan bagi saya. Roh Allah membawa pembenaran dengan sinar yang terang benderang dan saya tahu bahwa saya telah diselamatkan, walaupun saya tidak tahu bagaimana hal itu terjadi.

Keselamatan yang datang dari Allah tidak didasarkan pada logika manusia, namun pada korban kematian Yesus. Kita dapat dilahirkan kembali semata-mata karena karya penebusan Tuhan kita. Pria dan wanita yang berdosa dapat diubahkan menjadi manusa baru, bukan karena pertobatan atau kepercayaan mereka, namun oleh pekerjaan Allah yang ajaib melalui Yesus Kristus yang mendahului mua pengalaman kita (lihat 2 Korintus 5:17-19).

Kepastian mutlak dari pembenaran dan pengudusan adalah Allah sendiri. Kita tidak perlu mengusahakan hal-hal itu sendiri - karena semuanya itu telah dikerjakan melalui karya penebusan dan salib Kristus. Yang adikodrati menjadi hal yang natural/alami bagi kita melalui mukjizat Allah, dan terjadi realisasi atau pewujudan dari apa yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus – “Sudah selesai” (Yohanes 19:30). (My Utmost for His Highest, 28 Oktober)

Tidak ada komentar: