Rabu, 13 Oktober 2010

14 Okt ’10 - Kunci Tugas Pekerjaan Misionaris

DALAM panggilan pelayanan, kita sering seperti Musa. Kita terfokus pada sudut pandang pribadi mengenai sesuatu yang kita yakini benar, dan lalu mengatakan, “Saya tahu, inilah yang Allah inginkan kulakukan.” Tetapi kita belum belajar untuk mengikuti gerak langkah dan waktu Allah. ….. Musa oleh Allah harus menunggu 40 tahun.


TAWAR HATI DAN KEDEWASAAN ROHANI



“….ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk rnelihat kerja paksa mereka” (Keluaran 2:11).

KETIKA Musa melihat penindasan atas bangsanya dia merasa pasti bahwa dia harus membebaskan mereka. Dalam kegeraman yang didorong rasa keadilannya, dia mulai membela mereka. Setelah dia melancarkan pukulannya yang pertama demi Allah dan kebenaran, Allah membiarkan Musa masuk dalam tawar hati yang dalam, dan mengutusnya ke padang gurun selama empat puluh tahun.

Pada akhir masa itu, Allah menampakkan diri kepada Musa dan berkata kepadanya, “...bawa umat-Ku... keluar dari Mesir.” Tetapi Musa berkata kepada Allah: “Siapakah aku ini, maka aku ...membawa orang Israel keluar dan Mesir” (Keluaran 3:10-11).

Sejak awal Musa telah menyadari bahwa dialah orang yang harus membebaskan bangsa itu. Tetapi dia harus dilatih dan disiplin oleh Allah lebih dahulu. Dia benar dalam sudut pandang pribadinya, tetapi dia bukanlah orang yang tepat untuk tugas (dari Allah) sampai dia belajar tentang persekutuan yang benar dan kesatuan dengan Allah.

Kita mungkin mempunyai visi tentang Allah dan pemahaman yang jelas mengenai apa yang Allah kehendaki, namun bila kita mulai melakukannya, ada waktunya bagi kita mengalami sesuatu yang serupa dengan empat puluh tahunnya Musa di padang belantara.

Adalah seperti Musa alami, ketika Allah seolah-olah telah mengabaikan segalanya, dan ketika kita benar-benar tawar hati, Allah datang dan menghidupkan kembali (revive) panggilan-Nya kepada kita. Dan kemudian kita mulai gemetar dan berkata, “Siapakah aku ini, maka aku harus pergi...?”

Kita harus belajar bahwa gerak langkah Allah terangkum dalam – “AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu” (Keluaran 3:14). Kita juga harus belajar bahwa usaha diri kita sendiri bagi Allah tidak menunjukkan apa-apa kecuali sikap tidak hormat bagi-Nya. Kita sendiri harus bersinar melalui hubungan pribadi dengan Allah, agar dapat berkenan kepada-Nya (Matius 3:17).

Kecendrungan kita, kita terfokus pada sudut pandang pribadi mengenai sesuatu – yang kita yakini benar; kita mempunyai visi dan lalu mengatakan, “Saya tahu, inilah yang Allah inginkan kulakukan.” Tetapi kita belum belajar untuk mengikuti gerak langkah Allah.

Jika Anda mengalami suatu masa tawar hati, maka akan ada pertumbuhan kedewasaan bagi Anda pribadi didepan. (My Utmost for His Highest, 13 Oktober)

Tidak ada komentar: