RENUNGAN hari ini, ”DOA UNTUK MEMULIAKAN BAPA”, yaitu doa lahir bila kita membiarkan Anak Allah (yang telah dilahirkan ke dalam daging kemanusiaan saya), dalam Roh-Nya, berdoa di dalam diri kita – sungguh suatu kebenaran Alkitab yang luar biasa!
DOA UNTUK MEMULIAKAN BAPA
”....Anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” (Lukas 1:35).
JIKA Anak Allah telah dilahirkan ke dalam daging kemanusiaan saya, apakah saya mengizinkan ketidakbersalahan-Nya, kesederhanaan dan kesatuan-Nya dengan Bapa mendapat kesempatan untuk dinyatakan di dalam saya?
Apa yang berlaku pada Perawan Maria dalam sejarah kelahiran Anak Allah berlaku juga pada setiap orang percaya. Anak Allah dilahirkan dalam saya melalui tindakan langsung dari Allah; maka saya sebagai anak-Nya harus menjalankan hak seorang anak: hak untuk selalu muka-dengan-muka dengan Bapa melalui doa.
Apakah saya menemukan diri saya selalu rindu dekat dengan Bapa dan mengatakan pada jiwa saya,”Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku? ” (Lukas 2:49). Apa pun situasi kita, sang Anak yang kudus dan kekal itu harus berhubungan dengan Bapa-Nya.
Adakah saya sederhana seperti anak untuk menyatukan diri dengan Tuhan dengan cara ini? Apakah Dia mendapatkan jalan-Nya yang ajaib didalam saya? Adakah kehendak Allah sedang digenapi dalam hal Anak-Nya telah dibentuk dalam diri saya (Galatia 4:19), ataukah saya dengan sadar telah mengesampingkan Dia?
Dewasa ini banyak orang berseru agar Anak Allah disingkirkan. Tiada tempat bagi Anak Allah - tidak ada tempat untuk persekutuan yang tenang dan suci serta penyatuan dengan Bapa.
Apakah Anak Allah berdoa di dalam diri saya, membawa hormat bagi Bapa, ataukah saya mendiktekan tuntutan saya kepada-Nya? Apakah Dia sedang melayani di dalam diri saya seperti dilakukan-Nya di masa kemanusiaan-Nya di bumi? Apakah Anak Allah di dalam saya sedang mengalami penderitaan kasih-Nya agar maksud-Nya dapat digenapi?
Semakin banyak seseorang mengetahui tentang kehidupan batin para orang percaya yang sungguh, semakin jelas dia melihat makna sebenarnya dari maksud Allah sesungguhnya, yaitu “menggenapkan dalam tubuhku apa yang kurang pada penderitaan Kristus” (Kolose 1:24). Dan bila kita memikirkan tentang apa yang diperlukan untuk “menggenapkan” hal itu, maka selalu ada sesuatu yang masih harus dilakukan.(My Utmost for His Highest, 8 Agustus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar